DEFENSE MECHANISM

Defense mechanism adalah suatu strategi pertahanan yang diperankan oleh ego yang dimiliki suatu individu untuk melawan impuls id dan menentang tekanan super ego pada realitas eksternal. Defense mechanism membantu individu dalam melakukan fungsi penolakan dari impuls instingtif yang tidak dikehendaki dan melindungi dari kecemasan yang berlebihan.

1.    Penyangkalan : pertahanan melawan kecemasa dengan menutup mata terhadap keberadaan yang mengancam, orang-orang cenderung membutakan diri terhadap kenyataan-kenyataan yang terlalu menyakitkan diri untuk diterima.
Contoh : seorang ibu tidak mau menerima bahwa anaknya terbelakang mental sehingga anak tersebut dititipkan pada saudaranya yang jauh.
2.    Proyeksi : menuduh seseorang memiliki sifat-sifat yang tidak dapat diterima oleh ego dan ia menyangkal bahwa ia memiliki sifat-sifat tersebut. Semua itu dilakukan untuk menghindari kesakitan karena mengakui bahwa di dalam dirinya terdapat sikap seperti itu.
Contoh : Nadya adalah seorang remaja yang menyukai Alam teman sekelasnya. Namun karena malu jika perasaannya akan ditolak oleh Alam, Nadya memproyeksikan diri bahwa Alam lah yang menyukai dirinya sehingga Alam yang akan malu karena takut ditolak oleh Nadya.
3.    Fiksasi : terpaku terhadap perkembangan awal karena apabila mengambil langkah selanjutnya akan menimbulkan kecemasan.
Contoh : Nita adalah seorang siswa kelas tiga SMA yang tinggal dengan orangtuanya di daerah. Ketika tamat SMA, Nita diminta untuk melanjutkan pendidikan di kota. Namun karena cemas tinggal sendiri, Nita kemdian minta untuk dikuliahkan di daerah saja agar tetap bisa tinggal bersama orangtuanya.
4.    Regresi : kembali kepada tahap perkembangan yang lebh awal yang tuntutan-tuntutannya tidak terlalu besar.
Contoh : Seorang anak yang akan memiliki adik. Meskipun secara usia anak tersebut sudah cukup besar, dia akan memperlihatkan tingkah laku seperti anak kecil dengan cara buang air sembarangan, dll., demi mendapatkan perhatian dari orangtuanya meski kebiasaan tersebut telah lama dia tinggalkan.
5.    Rasionalisasi : menciptakan alasan-alasan baik guna menghindarkan ego dari cidera, memalsukan diri sehingga kenyataan yang mengecewakan tidak begitu menyakitkan.
Contoh : Seorang hakim akan mengadili nenek tua miskin yang mencuri singkong tetangga untuk diberikan kepada cucunya yang kelaparan. Setelah mendengar alasan nenek tua, hakim kemudian menerima secara rasional alasan nenek tua mencuri, walaupun menyimpang dari fakta nenek sebagai pencuri.
6.    Sublimasi : menggunakan jalan keluar yang lebih tinggi yang secara sosial dapat diterima oleh dorongan-dorongannya.
Contoh : Iwan Fals gemar menciptakan lagu yang bernuansa politik dan keadaan rakyat Indonesia sebagai sublimasi terhadap kekecewaan dan harapannya terhadap negeri Indonesia.
7.    Displacement  : mengarahkan energi kepada suatu objek apabila objek asal tidak dapat dijangkau.
Contoh  : Andi adalah seorang mahasiswa pada suatu PTN di Makassar. Suatu hari, Andi diberi tugas oleh dosennya, Andi mengerjakannya dengan maksimal namun dosen mengatakan bahwa tugas Andi sangat buruk. Andi kemudian mendapat omelan dan ceramah dari dosennya namun Andi hanya diam saja. Sesampai di rumah, Andi bertemu dengan adiknya, ketika adik Andi bertanya sesuatu kepadanya, Andi langsung memarahi adiknya dan memberikan omelan seperti dosennya tadi. Andi melampiaskan emosi kepada adiknya sebagai bentuk mereduksi tegangan.
8.    Represi : melupakan isi kesadaran yang bisa membangkitkan kecemasan, kenyataan yang tidak bisa diterima kepada ketidaksadaran sehingga seseorang tidak menyadari hal-hal yang menyakitkan.
Contoh : Radit adalah seorang narapidana. Setelah keluar dari penjara, Radit memilih tinggal di suatu daerah yang tidak ada seorangpun mengenalnya. Setelah cukup lama bermukim di tempat tersebut, Radit kembali mencari tempat tinggal lain karena tidak senang dengan suasa di tempat barunya. Namun, perpindahan yang dilakukan Radit menjadi intens tergantung bagaimana interesnya saat itu.
9.    Formasi Reaksi : melakukan tindakan yang berlawanan dengan hasrat tidak sadar, jika hasrat-hasrat itu dapat menimbulkan ancaman seseorang akan memperlihatkan tingkah laku yang berbeda untuk menyangkal ancaman itu.
Contoh : Seorang remaja pria bernama Anto memiliki dorongan seksual yang cukup besar terhadap lawan jenisnya. Namun, karena tidak ingin merusak imagenya, Anto berusaha tampil sebagai sosok yang agamis dan tidak memiliki ketertarikan yang besar terhadap seksual.
10.    Interjection : seseorang individu menempatkan keinginan-keinginannya terhadap objek atau indiviu seakan-akan benda atau individu tersebut miliknya tanpa memperhatikan apakah benda atau undividu tersebut ada atau tidak.
Contoh : seorang anak yang membenci seseorang tapi “memasukkan” ke dirinya sendiri, hingga jika ia kesal ke orang tersebut ia akan memukuli dirinya sendiri.
11.    Identification : menyamakan dirinya dengan idolanya atau dengan orang lain.
Contoh : Dian adalah seorang remaja yang begitu mengidolakan artis K-POP bernama Park Jiyeon. Menurutnya, Park Jiyeon adalah sosok yang begitu sempurna, cantik dan kompeten dan bernyanyi. Dian kemudian mengidentifikasi Park Jiyeon dan melakukan peniruan terhadap artis idolanya tersebut, properti gaya rambut, gaya dalam berfoto, hobi menyanyi dan juga hobi nge-dance.
12.    Compensation : individu melakukan tindakan tertentu (biasanya negatif) karena apa yang ia inginkan tidak bisa didapatkan.
Contoh : Firman adalah siswa yang menduduki peringkat paling bawah di kelasnya sehingga dia merasa sangat malu. Namun, Firman memiliki kegemaran yang besar di bidang computer sehingga dia kemudian belajar dengan tekun agar menjadi ahli komputer yang dapat memuaskan impuls berkuasanya dalam bidang tersebut.
1 Komentar untuk "DEFENSE MECHANISM"

Kak jadi untuk kesimpulannya, gimana Yaa kak ?

Back To Top