Teori Kepribadian dalam Perspektif Psikoanalisa dan Psikodinamika (Sigmund Freud, Alfred Adler, Carl Gustav Jung)

Psikologi Kepribadian
Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-anak dini. Teori psikodinamika atau tradisi klinis berangkat dari dua asumsi dasar. Pertama, manusia adalah bagian dari dunia binatang. Kedua, manusia adalah bagian dari sistem energi. Kunci utama untuk memahami manusia menurut paradigma psikodinamika adalah mengenali semua sumber terjadinya perilaku, baik itu berupa dorongan yang disadari maupun yang tidak disadari. Teori psikodinamika ditemukan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Dia memberi nama aliran psikologi yang dia kembangkan sebagai psikoanalisis. Banyak pakar yang kemudian ikut memakai paradigma psikoanalisis untuk mengembangkan teori kepribadiannya, seperti : Carl Gustav Jung, Alfred Adler.

Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Pada mulanya istilah psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan dengan Freud saja, Bila beberapa pengikut Freud dikemudian hari menyimpang dari ajarannya dan menempuh jalan sendiri-sendiri, mereka juga meninggalkan istilah psikoanalisis dan memilih suatu nama baru untuk menunjukan ajaran  mereka. Contoh yang terkenal adalah Carl Gustav Jung dan Alfred Adler, yang menciptakan nama psikologi analitis dan psikologi individual. Psikoanalisis memiliki tiga penerapan: suatu metoda penelitian dari pikiran; suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia; dan suatu metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.


PEMBAHASAN
Teori Kepribadian
A.  Sigmund Freud
Teori freud mengenai kepribadian  individu terdiri dari tiga sistem yaitu:
a.    Id
Id yaitu aspek biologis. Id merupakan sistem utama kepribadian. Merupakan “gudang” penyimpanan kebutuhan manusia yang mendasar, seperti makan, minum, istirahat atau rangsangan seksuaklitas dan agresivitas. Ada dua acara yang dilakukan oleh id dalam memenuhi kebutuhannya untuk meredakan ketegangan yang timbul, yaitu melalui refleks atau reaksi-reaksi otomatis seperti berkedip, serta melalui proses primer seperti membayangkan makanan pada saat lapar.
b.   Ego
Ego yaitu aspek psikologis. Ego merupakan bagian yang memiliki kontak dengan reaklitas dunia luar. Ia bertindak sebagai eksekutif yang mengatur, mengontrol, meregulasi kepribadian. Ego bertugas mengontrol jalan atau cara yang ditempuh oleh pribadi-pribadi dalam memilih kebutuhannya. Meskipun dalam menjalankan fungsinya ego harus mempersatukan pertentangan-pertentangan antara id dan superego serta dengan dunia luar.
c.    Superego
Superego yaitu aspek sosiologis. Superego sangat dekat dengan apa yang kita sebut sebagai kesadaran akan peraturan dan nilai moral. Superego merupakan wewenang moral dari kepribadian dan merepresentasikan hal-hal ideal, bukan yang real, memperjuangkan kesempurnaan, bukan kenikmatan, memutuskan benar salah, bertindak sesuai norma masyarakat. Superego merupakan internalisasi dari standar orangtua dan masyarakat, berkaitan dengan  hadiah dan hukuman psikologis. Superego terdiri dari dua bagian, yaitu: suara hati (conscience) dan ego-ideal. Suara hati merupakan sub-sistem superego, berisi hal-hal menurut orangtua tidak baik dilakukan dan bila dilakukan mendapat hukuman/ Ego-ideal merupakan wadah yang menampung hal-hal yang diharapkan untuk dilakukan dan bila dikerjakan mendapat hadiah.

Pada orang yang dianggap sehat mental, ketiga sistem merupakan kesatuan organisasi yang harmonis. Sehingga memungkinkan individu berhubungan dengan lingkungan secara efisien dan memuaskan. Walaupun ketiga sistem ini memiliki ciri-ciri, prinsip kerja, fungsi dan sifat yang berbeda, namun ketiganya merupakan satu tim yang saling bekerja sama dalam mempengaruhi perilaku manusia.
B.  Alfred Adler
Teori Adler dapat dipahami lewat pengertian-pengertian pokok yang dipergunakannya untuk membahas kepribadian. Adapun pengertian-pengertian pokok dalam teori Adler itu adalah seperti yang dikemukakan berikut ini:
a.    Individualitas sebagai pokok persoalan
Adler memberi tekanan kepada pentingnya sifat khas (unik) kepribadian, yaitu individualitas, kebulatan serta sifat-sifat pribadi manusia. Tiap orang adalah suatu konfigurasi motif-motif, sifat-sifat, serta nilai yang khas, tiap tindak yang dilakukan oleh seseorang membawakan corak khas gaya kehidupannya yang bersifat invidual.
b.   Pandangan teologis : Finalisme semu
Setelah memisahkan diri dari Freud, Adler sangat dipengaruhi oleh filsafat yang dirumuskan oleh Hans Vaihinger dalam bukunya yang berjudul Die Philosophie des Als Ob (1911). Vaihinger mengemukakan, bahwa manusia hidup dengan berbagai cita-cita atau pikiran yang semata-mata bersifat semu. Adler mengambil ajaran filsafat positivisme idealistis yang bersifat pragmatis, dan disesuaikan dengan pendapatnya sendiri. Manusia lebih didorong oleh harapan-harapannya terhadap masa depan daripada pengalaman-pengalaman masa lalunya. Tiap orang memiliki Leitlenie yaitu rancangan hidup rahasia yang tak disadari, yang diperjuangkan terhadap segala rintangan.
c.    Dua dorongan pokok
Adler mengambil ajaran filsafat positivisme idealistis yang bersifat pragmatis, dan disesuaikan dengan pendapatnya sendiri yaitu:
a)    Dorongan kemasyarakatan, yang mendorong manusia bertindak yang mengabdi kepada masyarakat.
b)   Dorongan keakuan yang, mendorong manusia bertindak yang mengabdi kepada aku sendiri.
d.   Rasa rendah diri dan kompensasi
Adler memperluas pendapatnya tentang rasa  rendah diri, pengertian ini mencakup segala rasa kurang berharga yang timbul karena ketidakmampuan psikologis atau sosial yang dirasa secara subyektif, ataupun karena keadaan jasmani yang kurang sempurna.
Adler berpendapat, bahwa rasa rendah diri itu bukanlah suatu pertanda ketidaknormalan, melainkan justru merupakan pendorong bagi segala perbaikan dalam kehidupan manusia. Tentu saja dapat juga rasa rendah diri itu berlebih-lebih sehingga manifestasinya juga tidak normal. Tetapi dalam keadaan normal rasa rendah diri itu merupakan pendorong ke arah kemajuan atau kesempurnaan (superior). Menurut Adler kendatipun rasa rendah  diri itu membawa penderitaan, bukan berarti hilangnya rasa rendah diri mendatangkan kenikmatan. Bagi Adler tujuan manusia bukanlah mendapatkan kenikmatan, akan tetapi mencapai kesempurnaan.
Orang yang mempunyai organ kurang baik berusaha mengkompensasikannya dengan jalan memperkuat oragan tersebut melalui latihan-latihan yang intensif. Contoh anak yang masa kanak-kanaknya gagap, karena latihan ia menjadi orator yang ternama. Rasa rendah diri yang timbul karena perasaan kurang mampu dalam bidang apapun, Adler berpendapat bahwa rendah diri itu bukan suatu tanda ketidaknormalan tetapi merupakan dorongan bagi segala perbaikan kehidupan.
e.    Dorongan kemasyarakatan
Dorongan untuk membantu  masyarakat guna mencapai tujuan masyarakat yang sempurna.
f.     Gaya hidup, Leitlinie
Gaya hidup adalah pengertian yang sentral dalam teori Adler, tetapi juga pengertian yang paling sukar dijelaskan. Gaya hidup ini adalah prinsip yang dapat dipakai landasan untuk memahami tingkah laku seseorang. Inilah yang melatarbelakangi sifat khas seseorang. Dia mengamati, berangan-angan, berpikir serta bertindak dengan gayanya sendiri yang khas. Inilah gaya hidupnya, Leitlinie, yang menjadi pembimbing dalam hidupnya dan diperjuangkannya terhadap segala macam rintangan.
g.    Diri yang kreatif
Diri yang kreatif adalah penggerak utama, pegangan filsafat, sebab pertama bagi tingkah laku. Sukarnya menjelaskan soal ini ialah karena orang tak dapat menyaksikannya secara langsung akan tetapi hanya dapat menyaksikan lewat manifestasinya. Inilah yang mengentarai antara perangsang yang dihadapi individu dengan response yang dilakukannya. Diri yang kreatif inilah yang memberi arti kepada hidup, yang menetapkan tujuan serta membuat alat untuk mencapainya.

C.  Carl Gustav Jung
a.    Struktur Kepribadian
Jung tidak berbicara tentang kepribadian melainkan tentang psyche. Adapun yang dimaksud dengan psyche adalah totalitas segala peristiwa psikis baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Jadi jiwa manusia terdiri dari dua alam, yaitu:
1)   Alam sadar (kesadaran), dan
2)   Alam tak sadar (ketidaksadaran)
Kedua alam itu tidak hanya saling mengisi, tetapi berhubungan secara kompensatoris. Adapun fungsi keduanya adalah penyesuaian, yaitu:
1)   Alam sadar: penyesuaian terhadap dunia luar
2)   Alam tak sadar: penyesuaian terhadap dunia dalam
Batas antara kedua alam itu tidak tetap, melainkan dapat berubah-ubah, artinya luas daerah kesadaran atau ketidaksadaran itu dapat bertambah atau berkurang.
b.      Dinamika kepribadian
Jung menyatakan bahwa kepribadian atau psyche bersifat dinamis dengan gerak yang terus-menerus. Dinamika psyche tersebut disebabkan oleh enerji psikis yang oleh Jung disebut libido. Dalam dinamika psyche terdapat prinsip-prinsip sebagai berikut:
1)   Prinsip oposisi
Berbagai sistem, sikap, dan fungsi kepribadian saling berinteraksi dengan tiga cara, yaitu : saling bertentangan (oppose), saling mendukung (compensate), dan bergabung mejnadi kesatuan (synthese). Menurut Jung, prinsip oposisi paling sering terjadi karena kepribadian berisi berbagai kecenderungan konflik. Oposisi juga terjadi antar tipe kepribadian, ekstraversi lawan introversi, pikiran lawan perasaa, dan penginderaan lawan intuisi.
2)   Prinsip kompensasi
Prinsip ini berfungsi untuk menjaga agar kepribadian tidak mengalami gangguan. Misalnya bila sikap sadar mengalami frustasi, sikap tak sadar akan mengambil alih. Ketika individu tidak dapat mencapai apa yang dipilihnya, dalam tidur sikap tak sadar mengambil alih dan muncullah ekpresi mimpi.
3)   Prinsip penggabungan
Menurut Jung, kepribadian terus-menerus berusaha menyatukan pertentangan-pertentangan yang ada agar tercapai kepribadian yang seimbang dan integral.


1 Komentar untuk "Teori Kepribadian dalam Perspektif Psikoanalisa dan Psikodinamika (Sigmund Freud, Alfred Adler, Carl Gustav Jung)"

Gak ada daftar pustaka nya ya mbak?
Ide mbak sendiri kah?

Back To Top